Air Hitam (sekarang) berada di wilayah kabupaten Sarolangun, berbatasan langsung dengan Kab.Merangin, tepatnya dengan kecamatan Hitam ulu, +/- 15Km dari bangko (ibukota kab.merangin). Sekilas kita sering bertanya tanya, kenapa ada nama kecamatan hitam ulu. Memang realita di lapangan wilayah ini, tepatnya di dusun air itam Kecamatan Pauh kab.Sarolangun, terdapat rawa2 ber air hitam (padahal jernih) yang berujung di desa rawajaya (wilayah transmigrasi SP H).
Cerita rakyat atau mitos yang beredar di masyarakat hitam ulu (kab.merangin) kurang lebih begini:
Menurut cerita, suku kubu : Suku Anak Dalam (SAD), memperdebatkan tentang air kopi dan air bening. Menurut kepercayan mereka, air kopi lebih berat dari pada air bening. Sebagian lagi mengatakan bahwa air bening lebih berat dari air kopi. Terjadilah perselisihan anta dua paham ini. Maka diadakanlah pembuktian tentang hal tersebut dengan cara menimbangnya.
Penimbangan tersebut dilakukan oleh Datuk Temenggung Merah Mato di puncak Bukit Duabelas (sekarang di jadikan konservasi pemukiman suku anak dalam) yang disaksikan oleh penghulu-penghulu (tokoh spiritual) dan dubalang-dubalang (ksatria) Suku Kubu.
Pertama kali ditimbang adalah masing-masing gelas tempat air kopi dan air bening itu akan dituang. Berat kedua gelas tersebut ternyata seimbang. Kemudian air kopi dan air bening tadi dimasukkan ke dalam gelas-gelas tersebut. Ternyata kedua air itu juga memiliki berat yang sama.
Melihat kejadian itu, Datuk Temenggung Merah Mato menyatakan bahwa air kopi dan air bening memiliki berat yang sama.
Tetapi, tidak lama kemudian, tiba-tiba datang angin puyuh yang sangat kencang dan menggoyang timbangan yang dipegang oleh Datuk Temenggung Merah Mato. Gelas yang berisi air bening terpelanting dan jatuh di desa Jernih. Sedangkan gelas yang berisi air kopi terpental ke arah Bukit Suban (wilayah transmigrasi SP A hitam ulu Kab.Merangin) yang ada di muara desa Air Hitam.
Maka sejak saat itu masyarakat Suku Kubu mempercayai bahwa nama desa Air Hitam dan desa Jernih berasal dari air kopi dan air bening yang ditimbang oleh Datuk Temenggung Merah Mato di puncak Bukit Duabelas.
Minggu, 25 Juli 2010
Mitos Kejadian Air Hitam Ulu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar